Minggu, 14 April 2013

TEORI MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA SERTA KEBUDAYAAN HINDU-BUDDHA KE INDONESIA

1. Jalur Perdagangan India-Cina melalui Indonesia
    Wilayah Indonesia terdiri dari pulau besar dan kecil yang dihubungkan oleh selat dan laut, hal ini menyebabkan saran pelayaran merupakan lalu lintas utama penghubung antarpulau. Pelayaran ini dilakukan dalam rangka mendorong aktivitas perdagangan. Pelayaran perdaganganyang dilakukan oleh bangsa Indonesia, bukan hanya dalam wilayah Indonesia saja, tetapi telah jauh sampai ke luar wilayah Indonesia.
     Pelayaran dan perdagangan di Asia semakin ramai setelah ditemukan jalan melalui laut antara Romawi dan Cina. Rute jalur laut yang dilalui dalam hubungan dagang Cina dengan Romawi telah mendorong munculnya hubungan dagang pada daerah-daerah yang dilalui, termasuk wilayah Indonesia. Karena posisi Indonesia yang strategis di tengah-tengah jalur hubungan dagang Cina dengan Romawi, maka terjadilah hubungan dagang antara Indonesia dan Cina beserta India.

2.  Teori tentang Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia
Penyiaran Agama Buddha di Indonesia Penyiaran agama Buddha di Indonesia lebih awal dari agama Hindu. Dalam penyebarannya, agama Buddha mengenal adanya misi penyiar agama yang disebut Dharmaduta. Tersiarnya agama Buddha di Indonesia, diperkirakan sejak abad ke-2 MAsehi, dibuktikan dengan penemuan patung Buddha dari perunggu di Jember, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Patung-patung itu berlanggam Amarawati. Namun, belum diketahui siapa pembawanya dari India Selatan ke Indonesia. Di samping itu, ditemukan juga patung Buddha dari batu di Palembang.

Penyiaran Agama Hindu di Indonesia Proses masuknya agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang, baik pedagang India yang datang ke Indonesia maupun pedagang Indonesia yang berlayar ke India. Akan tetapi, di lain pihak terdapat beberapa teori yang berbeda tentang penyebaran agama Hindu ke Indonesia. Pendapat atau teori tersebut diantaranya:
  • Teori Sudra, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta Sudra, karena mereka dianggap sebagai orang-orang buangan. (teori ini dikemukakan oleh Van Faber dan dianggap sebagai pendapat yang positif)
  • Teori Waisya, menyatakan abhwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India berkasta Waisya, karena mereka terdiri dari pedagang yang datang dan kemudian menetap di Indonesia. Bahkan, banyak di antara pedagang itu yang menikah dengan wanita Indonesia. (teori ini dikemukakan oleh N.J Krom teori ini juga sering disebut teori pedagang)
  • Teori Ksatria, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu di Indonesia dibawa oleh orang-orang India berkasta Ksatria. Hal ini disebabkan terjadi kekacauan politik di India, sehingga para ksatria yang kalah melarikan diri dari ke Indonesia. Mereka lalu mendirikan kerajaan-kerajaan dan menyebarkan agama Hindu. Tapi teori ini dianggap lemah karena prajurit-prajurit ini tidak menguasai seluruh keagamaan mereka. Teori ini dikemukakan oleh C.C Berg.
  • Teori Brahmana, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu di Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana. Kedatangan mereka ke Indonesia untuk memenuhi undangan kepala suku yang tertarik dengan agama Hindu. Kaum brahmana yang datang ke Indonesia inilah yang mengajarkan agama Hindu kepada masyarakat Indonesia. Tetapi teori ini diragukan karena Brahmana tidak diijinkan melewati atau menyebrangi Lautan. Teori ini dikemukakan oleh F.K Bosch.
    Dari keempat teori tersebut, hanya teori Brahmana yang dianggap sesuai dengan bukti-bukti yang ada. Bukti-bukti tersebut diantaranya :
  • Agama Hindu bukan agama yang demokratis, karena urusan keagamaan menjadi monopoli kaum Brahmana, sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu.
  • Prasasti Indonesia yang pertama berbahasa Sansekerta, sedangkan di India sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Jadi, hanya kaum Brahmana-lah yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar